
Converse : Di antara berbagai merek sepatu yang membanjiri pasar, ada satu nama yang secara konsisten berhasil merebut hati dan kaki kalangan anak muda di seluruh dunia. Merek asal Amerika Serikat ini, dengan siluet klasiknya yang tak lekang oleh waktu, telah bertransformasi dari sepatu olahraga menjadi simbol ekspresi diri, pemberontakan yang lembut, dan bagian tak terpisahkan dari budaya pop dan gaya anak muda.

Converse Sejarah Singkat yang Mengakar Kuat
Didirikan pada tahun 1908 oleh Marquis Mills Converse, perusahaan ini awalnya memproduksi sepatu karet, termasuk sepatu bot dan sepatu kerja. Titik balik besar datang pada tahun 1917 dengan diperkenalkannya “All-Star”, sepatu basket berkanvas dengan sol karet yang kokoh.
Namun, dengan munculnya teknologi sepatu basket yang lebih canggih di tahun 70-an dan 80-an, mulai kehilangan pijakan di lapangan. Namun, justru di sinilah babak baru popularitas Converse dimulai.
Merangkul Subkultur dan Menjadi Simbol Budaya
Ketika Chuck Taylor All-Star mulai memudar dari lapangan basket profesional, sepatu ini justru menemukan rumah baru di berbagai subkultur.
- Musik: Dari musisi rock n’ roll tahun 50-an, musisi punk tahun 70-an, grunge tahun 90-an, hingga musisi indie dan hip-hop kontemporer, Converse selalu menjadi pilihan alas kaki yang populer. Kesederhanaan dan nuansa “anti-kemapanan” sepatu ini sangat cocok dengan etos banyak genre musik.
- Skateboard: Sol datar dan fleksibilitas Converse menjadikannya pilihan alami bagi banyak skateboarder sebelum munculnya merek sepatu skate khusus.
- Seni dan Ekspresi Diri: Kanvas kosong pada Converse menjadi kanvas literal bagi banyak orang untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui lukisan, jahitan, atau penambahan detail lainnya.
Dengan merangkul dan dirangkul oleh berbagai subkultur ini, Converse berhasil bertransisi dari sepatu olahraga menjadi ikon gaya hidup. Mereka tidak lagi hanya menjual sepatu; mereka menjual identitas, sikap, dan rasa memiliki.
Mengapa Converse Begitu Populer di Kalangan Anak Muda?
Ada beberapa alasan utama mengapa Converse tetap menjadi favorit di kalangan generasi muda:
- Keabadian Klasik: Mereka tidak pernah benar-benar ketinggalan zaman. Ini memberikan rasa familiaritas dan nostalgia, bahkan bagi mereka yang baru pertama kali memakainya.
- Kesederhanaan dan Versatilitas: Desain Converse yang bersih dan minimalis membuatnya sangat mudah dipadupadankan dengan hampir semua gaya pakaian, dari jeans dan t-shirt hingga gaun dan setelan jas yang lebih santai. Ini adalah sepatu “go-to” yang bisa dipakai untuk berbagai kesempatan kasual.
- Harga yang Relatif Terjangkau: Dibandingkan dengan banyak merek sepatu kets lainnya, terutama di segmen “hype”, Converse menawarkan harga yang lebih mudah dijangkau oleh kantong anak muda.
- Potensi Personalisasi: Kanvas Converse adalah kanvas yang sempurna untuk ekspresi diri. Anak muda bisa mewarnainya, menggambarnya, menambah lencana, atau bahkan membiarkannya “menua” secara alami untuk menciptakan tampilan yang unik dan personal.
- Asosiasi Budaya yang Kuat: Mengenakan Converse menghubungkan pemakainya dengan sejarah panjang merek ini dalam musik, seni, dan budaya pop. Ini memberikan rasa “keren” dan koneksi ke sesuatu yang lebih besar dari sekadar sepatu.
- Kolaborasi yang Menarik: Seperti New Balance, Converse juga aktif dalam melakukan kolaborasi dengan desainer, seniman, dan merek lain (seperti Comme des Garçons, Tyler, the Creator melalui GOLF le FLEUR*, atau Off-White).
- Kenyamanan (Versi Santai): Meskipun bukan sepatu lari performa tinggi, menawarkan kenyamanan yang cukup untuk penggunaan sehari-hari dan aktivitas santai.
Lebih dari Sekadar Tren
Popularitas Converse di kalangan anak muda tampaknya bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah hubungan yang telah terjalin selama beberapa generasi. Mereka menawarkan kombinasi langka dari sejarah, kesederhanaan, keterjangkauan, dan potensi ekspresi diri yang sulit ditandingi.
Kesimpulan
Converse, khususnya model Chuck Taylor All-Star, telah melampaui statusnya sebagai sepatu biasa. Mereka adalah simbol budaya, kanvas untuk ekspresi diri, dan pilihan alas kaki yang andal bagi jutaan anak muda di seluruh dunia. Kemampuannya untuk tetap relevan selama lebih dari satu abad, beradaptasi dengan perubahan budaya sambil tetap setia pada desain klasiknya, adalah bukti daya tariknya yang abadi.
Baca Juga :